Senin, 12 Maret 2018

Membuka Kenangan di Dalam Kantong (Sedikit cerita Jambore Nasional II WPAP Indonesia)

Tags



Ini adalah kenangan yang kemarin kami kantongi untuk dibawa pulang ke Semarang. Tidak utuh memang, kami tinggalkan setengah untuk tuan rumah, mas Bimo dan kawan-kawan. Singkat saja, pagi (12 Meret 2018) kami sampai dengan baik di Stasiun Tawang.
Merogoh kantong masing-masing. Bau Jawa Timur masih terbawa sampai sejauh ini. Paling tidak kenangan itu yang akan kami buka di rumah dan akan berhasil membuat kami senyum-senyum sendiri. Kami buka satu-persatu isi di dalamnya:




Tuan dan Nyonya Wedha
Jangan anggap serius. Kami tidak memanggil tuan atau nyonya,
itu hanya agar tulisan ini agak bagus saja. Kami memanggil dengan sebutan Pakde dan Bude. Jambore WPAP kali ini bertepatan dengan ulang tahun Pakde Wedha yang ke-67 tahun. Malam minggu, ada kejutan ulang tahun yang melibatkan Bude. Pakde tidak sungkan memamerkan kepiaweannya meluluhkan hati Bude. Pertama-tama ia mengucapkan terima kasih, kedua harapan untuk terus hidup bersama, dan terakhir mencium kening Bude. Momen yang membahagiakan sekaligus mengenaskan, karena kami jomblo. Ya sudahlah, terang-terangan saja tulisan ini juga dibuat untuk media promosi arek Semarang juga.
Selain itu, bagi kalian yang peka hampir setiap saat Pakde dan Bude menunjukan kasih sayang dengan cara masing-masing. Beberapa kali Pakde memegang tangan Bude. Bude juga sempat menawarkan kerudungnya untuk melindungi Pakde dari hujan, dan kebanyakan cerita-cerita dari Bude tidak jauh membahas tentang Pakde. Sehat dan mesra terus Pakde Bude.
Semarang ke Jawa Timur
Kami berangkat bertujuh dari Semarang. Dengan kepayahan masing-masing. Dikawani hujan, banjir, hampir ketinggalan kereta, dan sempat ada petisi ingin menurunkan ketua WPAP Semarang sekarang Annas Nur Aziz dari jabatannya bila dia terlambat datang. Haha, tentu saja hanya bercanda.

Suasana Kereta Kerta Jaya

Sampai di Surabaya, dijemput mas Bimo dari stasiun dan menginap satu hari di rumahnya. Sebelum akhirnya pukul sepuluh pagi kami berangkat bersama dari Surabaya menuju Mojokerto, ke Villa Pak Guru. Hampir ada 50 orang yang mengikuti jambore tahun ini. Ya anggap saja 50, kami tidak sempat berbaris dan berhitung satu per satu. Tidak sempat pula menanyakan pada panitia. Kalau sudah bertemu sesama WPAPer ya sudah tidak perlu lagi mempertanyakan jumlah peserta jambore. Yang penting ada orangnya.
Kado Ultah  Untuk Pakde Wedha 
Dikesempatan yang sama WPAP Chapter Semarang memberikan hadiah untuk Pakde. Berupa official t-shirt WPAP Semarang dan enam foto Pakde yang di-WPAP-kan. Kami juga meminta tanda tangan dan foto bersama. Menanyakan kabarnya, berbicara banyak, dan sebenarnya tidak ingin pulang.
Tapi ternyata dua hari itu singkat sekali. Di waktu yang singkat itu, kami menemukan keluarga baru. Menemukan warna baru. Warna yang mungkin, tidak bisa kami tuangkan dalam sebuah WPAP. Tapi dapat kami ingat sampai kapanpun nanti ada yang menanyakan.







Terima kasih untuk hari dan acara yang menyenangkan. Terima kasih untuk Mas Bimo dan kawan-kawan, untuk Bunda juga. Untuk Pakde dan Bude. Untuk semuanya yang ikut dalam Jambore kemarin. Kami senang dapat menjadi salah satu bagian dari kalian. Ini adalah salah satu cuilan kenangan yang kami kantongi untuk dibawa pulang. Sampaikan salam rindu kami dari Semarang.

Ditulis di salah satu sudut Jawa Tengah, Semarang.
12 Maret 2018
by : @nana.ratnapurnama

Artikel Terkait

2 komentar


EmoticonEmoticon